Sesungguhnya fase dakwah ini akan terasa sangat sulit jika kita memiliki karakter yang tidak ditanamkan rasa ikhlas. Padahal setiap amal sholeh memiliki dua rukun yang menjadi syarat diterimanya amal tersebut oleh Allah SWT.
Pertama keikhlasan dan lurus niat dan
Kedua sejalan sunnah dan syariat.
Imam Syahid Hasan Albana mengatakan :
"Ikhlas adalah seorang Al Akh hendaknya mengorientasikan perkataan, perbuatan dan jihadnya hanya kepada Allah SWT mengharap keridhaan-Nya, tanpa memperhatikan keunntungan materi,prestise,pangkat,gelar,kemajuan atau kemunduran."
Keikhlasan itu memiliki beberapa tanda-tanda yang nampak dalam kehidupan dan perilaku pemiliknya. Orang yang ikhlas selalu menuduh dirinya teledor dalam menunaikan hak-hak Allah dan teledor dalam melaksanakan berbagai kewajiban. Hatinya tidak dirasuki oleh perasaan tertipu dan terkagum dengan diri sendiri (ujub). Bahkan ia selalu takut kalau kesalahan-kesalahannya tidak diampuni dan kebajikan-kebajikannya tidak diterima oleh Allah SWT. Orang ikhlas lebih mencintai amal yang tersembunyi daripada amal yang diliput oleh hiruk pikuk ketenaran, ia lebih mengutamakan akar pohon dalam suatu jamaah, akar itulah yang menjadikan pohon tegak dan hidup. Akan tetapi ia tersembunyi didalam tanah, tidak terlihat oleh mata manusia. Orang ikhlas saat menjadi pemimpin dan menjadi anggota tidak berbeda. Selama keduanya masih dalam rangka memberikan pelayanan dijalan dakwah. Hatinya tidak dirasuki suka tampil, selalu ingin didepan. bahkan orang yang ikhlas lebih mengutamakan menjadi anggota biasa, ia menerima amanah dengan penuh tanggung jawab dan memohon pertolongan kepada Allah SWT untuk melaksanakan sebagaimana mestinya.
Sejarah mencatat, sosok Kholid bin Walid sang panglima perang yang sudah teruji strategi serta kepiawaian dalam berperang, meski ia diturunkan dari jabatannya sebagai panglima pasukan. Ia tetap gesit, giat dibawah komando Abu Ubaidah yang menggantikannya, tanpa menggerutu dan tanpa mengomel. Padahal ia adalah seorang panglima yang selalu mendapat kemenangan. Hal ini menjadi hikmah buat kita bahwa bergembiralah dengan munculnya orang-orang berprestasi dibarisan dakwah, yang dapat mengibarkan bendera dakwah serta berpartisipasi dalam perjuangan. Ia memberi kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang yang berbakat untuk menunjukan potensi yang dimiliki, tanpa sedikitpun menghalang-halangi, tanpa kebencian, kedengkian dan iri hati.
Keikhlasan dalam organisasi sangatlah penting. Betapa banyak tanda-tanda yang ada dalam diri ini, yang mengarah pada sebuah pertanyaan "Apakah diri ini sudah menjadi pribadi yang ikhlas berjuang dijalan dakwah?"
Marilah kita bersama intropeksi diri, periksa relung-relung hati ini, dan meneliti hakekat tujuan serta motivasi yang ada didalam, "Apakah kita benar-benar berada di KAMMI? benar-benar niat karena Allah SWT" Apabila didalamnya terdapat bagian untuk dunia dan syaithon, maka itu harus dibersihkan hatinya dari kotoran tersebut.Jika memang karna Allah SWT maka didalam hati kita tertanam rasa pengorbanan, rasa mempengaruhi orang lain bukan terpengaruh orang lain, gesit, cepat, terukur bukanlah minimalis, loyo, siap untuk memberi bukan hanya menerima, siap untuk berjuang bukanlah sebagai penonton.
Wallahua'lam Bishoab...
"Robb, mudahkanlah segala urusan kami, Mudahkanlah hati kami ikhlas mengikhlaskan semua ketentuanMU, kuatkanlah himpunan hati ini."
Allahuakbar!!!
Oleh : Apri Supriyanto ( Ketua komisariat)
Editor : Rofiyani
WAHAI AKTIVIS DAKWAH,SUDAHKAH KITA IKHLAS..?