Sungguh betapa indahnya islam ini, semua penuh dengan keindahan, semua penuh ketakjuban, semua penuh kerinduan yang mendalam akan betapa hebatnya kebesaran risalah. Risalah yang agung yang dibawa oleh seorang rosul yang agung. Semua misi yang besar yang dibawa oleh seorang manusia yang besar. Bahwa sebuah amanat yang besar dipikul oleh seorang yang kuat juga bahwa sebuah peradaban yang gemilang hanya akan sukses jika di bangun oleh manusia yang punya gagasan peradaban. Betapa dahsyatnya kita menyaksikan Rasululah SAW yang begitu gemilang membawa sebuah risalah agung islam. Gejolak batin beliau melihat kehidupan jahiliyah saat itu menggoncang hatinya untuk bergerak menumpas kedzaliman yang bersumber pada ketidak adilan. Sungguh atas perenungan yang mendalam serta tempaan hidup yang penuhlika-liku. ALLAH SWT menanamkan didalam jiwanya kegemaran untuk menikmati sebuah renungan-renungan, pemikiran-pemikiran yang mendalam yang mencerahkan memecah cakrawala. Sampai pada penugasan sebagai Rosul,baginda Rosulullah hanya butuh waktu dua puluh dua tahun dua bulan dan dua puluh hari mengubah sebuah sejarah peradaban dunia melalui peradaban islam,peradaban islam yang menebarkan rahmatilahi keseluruh alam.
Alangkah agungnya agama ini kalau saja ada manusia-manusia besar yang mengembannya. Bahkan Sayyid Quthub meramalkan situasi ini,dan berkata dengan penuh keyakinan bahwa “Islam adalah masa depan” atau “Masa depan di tangan islam”,ramalan ini menemukan faktanya. Itulah yang akan menjadi sebuah peradaban kecemasaan oleh masyarakat barat. Ketika Samuel P.Hungtington menganalisis pertarungan masa depan, bahwa konflik masa depan akan berpusat pada tema peradaban,lingkaran kecilnya bertema etnis. Pada muara besarnya islam menjadi competitor utama peradaban islam. Oleh karena itu, Hungtington pun meramalkan bahwa konflik besar yang akan datang adalah konflik antara islam dan barat. Masalahnya jarak peluang islam menjadi peradaban dunia dengan kemampuan kaum mulisim tersebut amat jauh. Oleh karena itu, kenapa AnisMatta menawarkan tiga tahapan peradaban melalui rekonstruksi manusia muslim dalam tiga tahapan:
Pertama, harus ada pembaharuan afiliasinya kepada islam kembali sebab keislaman kaum muslimin saat ini lebih banyak dibentuk oleh warisan lingkungan sosial, bukan dari pemahaman dan kesadaran yang mendalam tentang islam.
Kedua, setelah memperbaharui keislaman kaum muslimin dengan memperbaiki kepada islam, setiap individu muslim harus kita bawa ke komunitas muslim yang besar, pada tahap pertama yaitu tahap afiliasi, kita menciptakan manusia muslim yang shalih. Maka pada tahap kedua ini manusia shalih itu kita leburkan kedalam masyarakat. Agar keshalihan individual bisa berkembang menjadi keshalihan kolektif.
Ketiga, apabila pada tahapan kedua, yaitu tahapan partisipasi, manusia muslim telah melebur dalam masyarakatnya dan berpartisipasi alam membangun masyarakat tersebut maka pada tahapan ketiga kita perlu menjamin bahwa setiap orang yang berpartisipasi itu benar-benar dapat mencapai tingkat paling optimal dalam memberikan kontribusi terhadap islam. Maka dari itu disetiap keunikan individu yang ada dalam jamaah menjadi sebuah kekuatan jika terus dioptimalkan untuk islam, apabila keunikan potensi individu yang berbeda itulah yang harus bemuara pada sinergitas dakwah kita, menjadi sebuah gemuruh kebangkitan islam, menjadi sebuah gemuruh peradaban islam.
Inilah sesungguhnya misi gerakan islam: melahirkan orang-orang baik yang kuat atau orang-orang kuat yang baik.
“Ya Allah lindungilah kami dari orang-orang yang bertaqwa yang lemahdantidakbertakwa yang lemahdantidakberdaya,danlindungilah kami dari orang-orang jahat yang perkasadantangguh”. (Umar Bin Khatab)
Oleh : Apri Supriyanto (Ketua Komisariat)
Editor : Rofiyani
Merebut Kembali Kejayaan Islam